1.
Project Integration Management
Merupakan tiang
penyangga yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh seluruh knowledge area dalam
Manajemen Proyek. Dengan melibatkan koordinasi seluruh knowledge area dalam
project life cycle, dan juga
salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh Manajer Proyek sebagai kunci
koordinasi SDM, rencana dan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan selama proyek berlangsung, dan alat komunikasi antara proyek dengan top manajemen.
Knowledge areas dari Project Integration Management:
1. Project Scope Management.
2. Project Time Management.
3. Project Cost Management.
4. Project Quality Management.
5. Project Human Management.
6. Project Communication Management.
7. Project Risk Management.
8. Project Procurement Management.
Knowledge areas dari Project Integration Management:
1. Project Scope Management.
2. Project Time Management.
3. Project Cost Management.
4. Project Quality Management.
5. Project Human Management.
6. Project Communication Management.
7. Project Risk Management.
8. Project Procurement Management.
A. Project
Charter
Adalah dokumen formal yang
menyatakan keberadaan sebuah proyek dan memberikan arahan akan tujuan dan manajemen proyek. Project charter berfungsi untuk
memberikan wewenang penggunaan sumber daya yang ada dalam sebuah organisasi
dalam rangka menyelesaikan sebuah proyek.
Informasi yang terkandung dalam Project Charter :
• Nama Proyek
• Masa berlaku proyek
• Nama Manajer Proyek beserta informasinya
• Ringakasan jadwal proyek
• Ringkasan budget proyek
• Gambaran singkat mengenai tujuan proyek, termasuk
• kebutuhan bisnis, dan justifikasi lainnya yang menyatakan
• pentingnya proyek dilaksanakan.
• Ringkasan pendekatan dalam manajemen proyek
• Tugas umum dari masing-masing anggota tim proyek
• Tanda tangan key project stakeholders
• Kolom komentar yang disediakan agar dapat diisi oleh stakeholder
Informasi yang terkandung dalam Project Charter :
• Nama Proyek
• Masa berlaku proyek
• Nama Manajer Proyek beserta informasinya
• Ringakasan jadwal proyek
• Ringkasan budget proyek
• Gambaran singkat mengenai tujuan proyek, termasuk
• kebutuhan bisnis, dan justifikasi lainnya yang menyatakan
• pentingnya proyek dilaksanakan.
• Ringkasan pendekatan dalam manajemen proyek
• Tugas umum dari masing-masing anggota tim proyek
• Tanda tangan key project stakeholders
• Kolom komentar yang disediakan agar dapat diisi oleh stakeholder
B.
Membangun Project Preliminary Scope
Merupakan scope
statement awal yang dibangun selama inisiasi proyek agar seluruh tim proyek
dapat memulai diskusi pekerjaan yang berkaitan dengan
dengan ruang lingkup proyek.
Informasi yang terkandung dalam Project Pleminary Scope :
• Tujuan proyek
• Deskripsi produk/servis
• Kriteria produk yang akan diterima
• Asumsi dan hambatan terhadap proyek
• Struktur organisasi
• Resiko
• Jadwal
• Gambaran awal biaya
Informasi yang terkandung dalam Project Pleminary Scope :
• Tujuan proyek
• Deskripsi produk/servis
• Kriteria produk yang akan diterima
• Asumsi dan hambatan terhadap proyek
• Struktur organisasi
• Resiko
• Jadwal
• Gambaran awal biaya
C.
Membangun Project Management Plan
Merupakan dokumen
yang digunakan untuk mengkoordinasikan seluruh dokumen perencanaan proyek. Tujuannya adalah memberikan tuntunan dalam eksekusi proyek.
Elemen-elemen umumnya, meliputi :
• Gambaran Umum mengenai proyek
• Deskripsi bagaimana proyek diorganisir
• Manajemen dan proses teknis yang digunakan dalam proyek
• Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, jadwal dan informasi biaya proyek
Elemen-elemen umumnya, meliputi :
• Gambaran Umum mengenai proyek
• Deskripsi bagaimana proyek diorganisir
• Manajemen dan proses teknis yang digunakan dalam proyek
• Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan, jadwal dan informasi biaya proyek
D.
Eksekusi Proyek
Tahap pelaksanakan pekerjaan yang telah digambar dalam project plan. Area aplikasi
proyek sangat mempengaruhi eksekusi proyek, dari eksekusi
proyek inilah suatu produk dapat dihasilkan.
Keterampilan yang harus dimiliki untuk Eksekusi Proyek :
• Kepemimpinan
• Komunikasi
• Politik
• Kemampuan menggunakan tools dan techniques
Keterampilan yang harus dimiliki untuk Eksekusi Proyek :
• Kepemimpinan
• Komunikasi
• Politik
• Kemampuan menggunakan tools dan techniques
E.
Kontrol Proyek
Output penting dari proses ini
adalah rekomendasi tindakan korektif atau preventif. Korektif dalam rangka
meningkatkan kinerja proyek, preventif dalam rangka mereduksi probabilitas
konsekuensi negatif yang berkaitan dengan resiko
proyek.
F.
Penutupan Proyek
Hal yang harus dilakukan mengakhiri
semua aktivitas dan menyampaikan hasil kerja proyek (tuntas/tidak) pada orang yang tepat.
2. Project
Scope Management
Project
Scope Management termasuk proses yang dikembangakn untuk mendefinisikan dan
mengontrol apa yang termasuk atau tidak yang termasuk dalam suatu proyek. Hal
tersebut dilakukan untuk memastikan tim proyek dan stakeholders memiliki pengertian yang sama mengenai produk apa yang dihasilkan dari
proyek dan proses apa saja yang akan digunakan oleh tim proyek untuk
menghasilkan produk tersebut.
Terdapat 5
proses utama yang dikembangkan dalam project scope manajement yaitu :
A. Scope
Planning
Scope Planning menjelaskan bagaimana suatu scope
didefinisikan, diuji, dan diawasi serta bagaimana Work Breakdown Structure
(WBS) akan dibuat.
Scope Planning merupakan langkah awal dari scope manajement
plan.
Hasil utama dari scope planning adalah dokumen yang berisi deskripsi bagaimana tim akan mempersiapkan project scope statement, membuat WBS, memastikan penyelesaian dari proyek yang dikerjakan dan mengontrol perubahan pada scope proyek.
Hasil utama dari scope planning adalah dokumen yang berisi deskripsi bagaimana tim akan mempersiapkan project scope statement, membuat WBS, memastikan penyelesaian dari proyek yang dikerjakan dan mengontrol perubahan pada scope proyek.
B. Scope
Definition
Langkah selanjutnya adalah menentukan lebih lanjut pekerjaan
yang dibutuhkan untuk proyek. Scope definition sangat penting untuk kesuksesan
proyek karena
membantu meningkatkan akurasi dari waktu, biaya, dan sumber
yang digunakan. Hasil utama dari scope definition adalah project scope
statement.
C. Create
WBS
WBS adalah pengelompokan pekerjaan sulit dalam suatu proyek
yang menentukan total scope dari proyek. Karena proyek melibatkan banyak orang
dan banyak perbedaan, penyusunan dan pemutusan pekerjaan kedalam bagian logika sangat penting dengan didasari bagaimana pekerjaan akan dapat ditingkatkan. WBS
merupakan dokumen pondasi pada project manajement karena menyediakan dasar
untuk perencanaan dan pengaturan jadwal proyek, biaya, sumber, dan perubahan.
WBS sangat membantu orang untuk membayangkan proyek dan bagian-bagian di proyek tersebut.
WBS sangat membantu orang untuk membayangkan proyek dan bagian-bagian di proyek tersebut.
D.
Scope Vertifications
Melibatkan persetujuan formal dari project scope yang diselesaikan oleh stakeholders. Persetujaun ini sering dicapai dengan melakukan penyelidikan pada pelangaran. Untuk menerima persetujuan formal dari project scope, tim proyek harus membuat dokumentasi yang jelas dari produk proyek dan prosedur untuk mengevaluasi jika proyek sudah diselesaikan dengan benar dan menimbulkan kepuasan. Untuk mengurangi perubahan scope, perlu dilakukan pekerjaan yang dapat memastikan project scope.
Melibatkan persetujuan formal dari project scope yang diselesaikan oleh stakeholders. Persetujaun ini sering dicapai dengan melakukan penyelidikan pada pelangaran. Untuk menerima persetujuan formal dari project scope, tim proyek harus membuat dokumentasi yang jelas dari produk proyek dan prosedur untuk mengevaluasi jika proyek sudah diselesaikan dengan benar dan menimbulkan kepuasan. Untuk mengurangi perubahan scope, perlu dilakukan pekerjaan yang dapat memastikan project scope.
E. Scope
Control
Scope Control melibatkan peraturan perubahan untuk project scope.
Tujuan dari scope control adalah mempengaruhi factor yang menyebabkan perubahan scope, menyakinkan perubahan yang diproses berdasarkan pada prosedur yang dikembangkan sebagai bagian dari mengintegrasikan perubahan control, dan mengatur perubahan ketika perubahan ini terjadi. Scope control juga termasuk mengidentifikasikan, mengevaluasi, dan mengimplementasikan perubahan dari project scope sebagai progress dari proyek.
Scope Control melibatkan peraturan perubahan untuk project scope.
Tujuan dari scope control adalah mempengaruhi factor yang menyebabkan perubahan scope, menyakinkan perubahan yang diproses berdasarkan pada prosedur yang dikembangkan sebagai bagian dari mengintegrasikan perubahan control, dan mengatur perubahan ketika perubahan ini terjadi. Scope control juga termasuk mengidentifikasikan, mengevaluasi, dan mengimplementasikan perubahan dari project scope sebagai progress dari proyek.
3. Project Time Manajement
Project time management melibatkan proses yang dibutuhkan
untuk memastikan waktu penyelesaian dari proyek. Bagaimanapun untuk mencapai waktu penyelesaian suatu proyek tidak mudah.
Ada enam proses utama yang dilibatkan dalam
project time management yaitu :
1.
Activity
Definition
Activity definition melibatkan
pengidentifikasikan aktivitas secara lebih rinci yang harus dilakukan oleh anggota tim proyek dan stakeholder untuk
membuat
suatu proyek.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tim proyek sudah benar – benar mengerti semua tugas yang harus mereka lakukan sebagai bagian dari project scope sehingga mereka dapat memulai penjadwalan kerja. Suatu aktivitas atau tugas adalah suatu elemen yang biasanya dapat diliat pada WBS yang disertai dengan durasi waktu, biaya dan resource yang digunakan.
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa tim proyek sudah benar – benar mengerti semua tugas yang harus mereka lakukan sebagai bagian dari project scope sehingga mereka dapat memulai penjadwalan kerja. Suatu aktivitas atau tugas adalah suatu elemen yang biasanya dapat diliat pada WBS yang disertai dengan durasi waktu, biaya dan resource yang digunakan.
2.
Activity Sequencing
Setelah membuat aktivitas proyek, langkah selanjutnya dalan project time managemen adalah activity sequencing. Activity sequencing melibatkan pengematan kembali pada daftar aktivitas dan atribut, project scope management, daftar milestone, dan perubahan yang disetujui untuk menetukan hubungan antara aktivitas. Activity sequencing juga melibatkan evaluasi untuk dependensi dan perbedaan tipe dependensi.
• Dependencies
Suatu dependensi atau hubungan terhubung pada urutan dari aktivitas proyek atau tugas. Ada tiga dasar alasan untuk membuat dependensi pada aktivitas proyek :
- Mandatory dependencies
Merupakan turunan secara natural pada pekerjaan yang dilakukan pada suatu proyek.
- Discretionary dependencies
Ditentukan oleh tim proyek.
- External dependencies
Melibatkan hubungan antara proyek dan bukan aktivitas proyek.
- Network diagram
Adalah teknik yang digunakan untuk menunjukan urutan aktivitas.
Setelah membuat aktivitas proyek, langkah selanjutnya dalan project time managemen adalah activity sequencing. Activity sequencing melibatkan pengematan kembali pada daftar aktivitas dan atribut, project scope management, daftar milestone, dan perubahan yang disetujui untuk menetukan hubungan antara aktivitas. Activity sequencing juga melibatkan evaluasi untuk dependensi dan perbedaan tipe dependensi.
• Dependencies
Suatu dependensi atau hubungan terhubung pada urutan dari aktivitas proyek atau tugas. Ada tiga dasar alasan untuk membuat dependensi pada aktivitas proyek :
- Mandatory dependencies
Merupakan turunan secara natural pada pekerjaan yang dilakukan pada suatu proyek.
- Discretionary dependencies
Ditentukan oleh tim proyek.
- External dependencies
Melibatkan hubungan antara proyek dan bukan aktivitas proyek.
- Network diagram
Adalah teknik yang digunakan untuk menunjukan urutan aktivitas.
3.
Activity Resource Estimating
Sebelum mengestimasi durasi untuk setiap aktivitas, harus
dimiliki suatu ide yang baik untuk kuantitas dan tipe dari resource (orang,
peralatan, dan material) yang akan ditentukan setiap aktivitas. Secara alami
proyek dan organisasi akan mempengaruhi perkiraan resource. Sangat penting
untuk menentukan resource apa yang peril, termasuk orang yang memiliki
pengalaman dan kemampuan dalam proyek yang sama dan dengan organisasi yang
memiliki performa proyek.
4.
Activity Duration Estimating
Bekerja dengan stakeholder untuk menetapkan aktivitas, menentukan dependensinya, dan mengestimasi resource-nya, proses selanjutnya dalam project time management adalah mengestimasi durasi dari aktivitas. Penting untuk diingat bahwa durasi termasuk jumlah dari waktu kerja pada aktivitas plus waktu yang dilewatkan.
Bekerja dengan stakeholder untuk menetapkan aktivitas, menentukan dependensinya, dan mengestimasi resource-nya, proses selanjutnya dalam project time management adalah mengestimasi durasi dari aktivitas. Penting untuk diingat bahwa durasi termasuk jumlah dari waktu kerja pada aktivitas plus waktu yang dilewatkan.
5.
Schedule Development
Schedule Development menggunakan hasil dari semua proses project time management yang sebelumnya untuk menentukan awal dari akhir dari proyek. Sering ada beberapa iterasi dari semua proses project time management sebelum suatu jadwal proyek diselesaikan. Tujuan akhir dari schedule development adalah untuk membuat suatu jadwal proyek yang realistis yang menyediakan suatu dasar untuk memantau berjalannya proyek untuk dimensi waktu proyek. Hasil utama dari proses ini adalah jadwal proyek, model data kadwal, suatu baswline jadwal, perubahan yang diinginkan, da perubahan untuk kebutuhan resource. Atribut aktivitas, kalender proyek, dan perencanaan manajemen proyek.
Schedule Development menggunakan hasil dari semua proses project time management yang sebelumnya untuk menentukan awal dari akhir dari proyek. Sering ada beberapa iterasi dari semua proses project time management sebelum suatu jadwal proyek diselesaikan. Tujuan akhir dari schedule development adalah untuk membuat suatu jadwal proyek yang realistis yang menyediakan suatu dasar untuk memantau berjalannya proyek untuk dimensi waktu proyek. Hasil utama dari proses ini adalah jadwal proyek, model data kadwal, suatu baswline jadwal, perubahan yang diinginkan, da perubahan untuk kebutuhan resource. Atribut aktivitas, kalender proyek, dan perencanaan manajemen proyek.
6.
Schedule Control
Prose akhir dari project time management adalah schedule control. Seperti scope control, schedule control adalah suatu bagian dari proses pengendalian perubahan. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengetahui status dari jadwal proyek, faktor yang depengaruhi karena perubahan jadwal,menentukan jadwal yang berubah, dan mengatur perubahan ketika perubahan itu terjadi.
Prose akhir dari project time management adalah schedule control. Seperti scope control, schedule control adalah suatu bagian dari proses pengendalian perubahan. Tujuan dari proses ini adalah untuk mengetahui status dari jadwal proyek, faktor yang depengaruhi karena perubahan jadwal,menentukan jadwal yang berubah, dan mengatur perubahan ketika perubahan itu terjadi.
4.
Project
Cost Managemen
Project Cost
Manajement (manajemen biaya) adalah sebuah metode yang menggunakan teknologi
untuk mengukur biaya dan produktivitas melalui siklus hidup penuh proyek
tingkat perusahaan. Fungsi Project
Cost Manajemen adalah khusus manajemen proyek yang
mencakup kontrol pekerjaan memperkirakan, pengumpulan data lapangan,
penjadwalan, akuntansi dan desain.
Pengertian
Cost Dan Project Cost Manajemen
Cost atau
Biaya adalah sumber daya yang harus dikorbankan untuk
mencapai tujuan
spesifik atau untuk mendapat sesuatu sebagai gantinya. Biaya pada umumnya
diukur
alam satuan keuangan seperti dollar, rupiah, dsb
Project Cost
Manajemen atau Manajemen Biaya Proyek adalah proses yang
dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai dengan
budget
yang telah disepakati.
Pentingnya
Project Cost Manajemen
Informasi manajemen biaya merupakan informasi yang dibutuhkan untuk
mengelola
secara efektif perusahaan atau organisasi non laba. Informasi keuangan saja
dapat
mengakibatkan misleading karena infomasi tersebut cenderung berfokus pada
jangka
pendek.
Manajemen biaya
adalah proses perencanaan dan pengendalian anggaran bisnis. Manajemen biaya merupakan bentuk akuntansi manajemen yang memungkinkan sebuah bisnis untuk
memprediksi pengeluaran yang akan datang untuk membantu mengurangi kemungkinan akan lebih dari anggaran.
Manajemen Biaya Proyek termasuk di dalamnya proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai dengan budget yang telah disepakati.
Manajemen Biaya Proyek termasuk di dalamnya proses yang dibutuhkan untuk menjamin bahwa proyek dapat diselesaikan sesuai dengan budget yang telah disepakati.
Ada 3 tahap
dalam manajemen biaya proyek, yaitu:
·
Estimasi Biaya (Cost
Estimating)
Mengembangkan estimasi terhadap biaya
pengadaan sumber daya yang dibutuhkan selama proyek berlangsung.
·
Anggaran Biaya (Cost
Budgeting)
Penganggaran biaya adalah
mengalokasikan semua estimasi biaya tersebut pada tiap paket kerja untuk
membuat sebuah garis dasar (baseline),
agar dapat diukur kinerjanya. Sama halnya dengan estimasi, penganggaran biaya
juga sangat erat dengan pemecahan pekerjaan (WBS) dan penjadwalan. Inputan
utama dari penganggaran biaya adalah WBS dan output/keluaran dari penganggaran
biaya adalah cost baseline. Cost Baseline adalah anggaran
waktu fase yang digunakan oleh manajer proyek untuk mengukur dan memonitor
kinerja/performansi biaya.
·
Kontrol Biaya (Cost
Control)
Pengontrolan biaya merupakan langkah
akhir dari proses pengelolaan biaya proyek, yaitu mengusahakan agar penggunaan
dan pengeluaran biaya sesuai dengan perencanaan, berupa anggaran yang telah
ditetapkan. Dengan demikian, aspek dan objek pengendalian biaya akan identik
dengan perencanaan biaya, sehingga berbagai jenis kegiatan dikantor pusat dan
lapangan harus selalu dipantau dan dikendalikan agar hasil implementasinya
sesuai dengan anggaran yang telah ditentukan.
Adapun proses yang termasuk dalam
pengendalian biaya adalah:
1.
Memonitoring kinerja pembiayaan
2.
Meyakinkan bahwa hanya perubahan
yang tepat yang termasuk dalam baseline biaya
yang direvisi
3.
Memberikan informasi pada stakeholders bahwa perubahan
dapat mengakibatkan perubahan biaya pula
5.
Project Quality Management
Manajemen Kualitas Proyek adalah proses yang
dilakukan, untuk menjamin proyek dapat memenuhi kebutuhan yang telah disepakati, melalui
aturan-aturan mengenai kualitas, prosedurat atupun guidelines. Kesepakatan
ini dapat terukur melalui parameter conformance to
requirements (proses dan produk proyek memenuhi spesifikasi) dan fitness foruse (produk dapat digunakan sesuai maksuddan tujuannya).
Tahapan
Manajemen Kualitas
·
Perencanaan
Kualitas. Proses
mengidentifikasi standar kualitas yang relevan denganproyek yang sedang
dikerjakan, dan menentukan bagaimana agar dapat memenuhistandar kualitas tsb.
·
Penjaminan
Kualitas. Menjalankan apa
yang sudah direncanakan untuk menjamin bahwatim proyek sudah menjalankan semua
proses yang dibutuhkan untuk memenuhi standarkualitas yang relevan .
·
Mengendalikan
Kualitas. Memonitor
hasil-hasil proyek yang spesifik untuk memeriksa apakah sudah memenuhi kualifikasi standar relevan
yang sudah disepakati dan mengidentifikasi
cara untuk meningkatkan kualitas secara menyeluruh .Output prosesnya adalah kualitas.
·
Rencana
Manajemen Kualitas. Dapat
didokumentasikan secara formal maupuninformal,namun harus dapat menjadi
tuntunan agar proses maupun produk proyekmenjadi berkualitas (apapun standar
yang digunakan).
·
Quality Metrics. Digunakan saat proses penjaminan kualitas (QA) dan
pengendaliankualitas (QC). Contoh
: reliability,failure rate, availibility,dsb.
·
Quality
Checklist. Daftar hal-hal yang harus dilakukan dalam rangka memenuhi kualitas proyek.
·
Process
Improvement Plan
·
Quality Baseline
·
Project
Management Plan (update)
Penjaminan
kualitas
·
Proses ini
dilakukan dalam rangka menjamin peningkatan yang terus menerus dariberbagai
aspek, sehingga penggunaan sumber daya proyek dapat seefektif dan
seefisienmungkin.
·
Proses ini
berlangsung secara iteratif, dengan cara membuang semua aktivitas yang
tidakmemberi nilai tambah.
·
Tujuannya agar
proses berjalannya aktivitas, merupakan aktivitas yang berkualitas. Alatnya: cost-benefit analysis, design of
ex[eriment, quality audit, proses analysis.
Output penjaminan kualitas :
·
Requested
Changes. Perubahan yang dilakukan agar terjadi peningkatan secara efektif
danefisien dari aturan, prosedur dan proses dalam proyek, sehingga memberikan
keuntunganlebih banyak bagi setiap stakeholders
·
Recommended
Corrective Action. Merupakan penjabaran lebih detail berdasarkanrequested
change.
·
Organizational
Process Assets
·
Update
Management Plan
Pengendalian
kualitas
·
Dilakukan untuk
memonitor agar produk yang dihasilkan merupakan produk yangberkualitas .
Dilakukan setelah ada produk yang dihasilkan oleh proyek, dapat berupaproduk
pada milestone atapun produk akhir proyek
·
Output :
Keputusan baik/tidaknya proyek berjalan berdasarkan baseline quality atau penrencana
pengendalian , Saran tindakan korektif atau preventif (jika ada), Saran
perbaikanaturan, prosedur ataupun proses.
·
Alat : Pareto
Diagram, Statistical Sampling (Metoda pengambilan sampel populasi untuk memahami masalah yang ada. Jumlah sample yg diambil
berkaitan dengan serepresentatif data
yang diinginkan), Six Sigma, Diagram Kontrol, Testing/Pengujian.
6.
Project Human
Resource Management
Manajemen sumber daya manusia, disingkat MSDM,
adalah cara bagaimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja)
yang dimiliki oleh individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan
secara maksimal sehingga tercapai tujuan (goal) bersama perusahaan, karyawan
dan masyarakat menjadi maksimal.
Manajemen sumber daya manusia juga dapat didefinisikan
sebagai proses menangani berbagai
masalah pada ruang lingkup karyawan, pegawai, buruh, manajer dan tenaga kerja
lainnya untuk dapat menunjang aktivitas organisasi atau perusahaan demi
mencapai tujuan yang telah ditentukan.
1.1 Keys to Managing People dan Motivasi
1.1 Keys to Managing People dan Motivasi
1.
Melakukan persiapan
dan seleksi tenaga kerja / Preparation and selection
a.
Persiapan
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul.
Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Dalam proses persiapan dilakukan perencanaan kebutuhan akan sumber daya manusia dengan menentukan berbagai pekerjaan yang mungkin timbul.
Ada dua faktor yang perlu diperhatikan dalam melakukan persiapan, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
b.
Rekrutmen tenaga
kerja / Recruitment
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperluka analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan / job description dan juga spesifikasi pekerjaan / job specification.
Rekrutmen adalah suatu proses untuk mencari calon atau kandidat pegawai, karyawan, buruh, manajer, atau tenaga kerja baru untuk memenuhi kebutuhan sdm oraganisasi atau perusahaan. Dalam tahapan ini diperluka analisis jabatan yang ada untuk membuat deskripsi pekerjaan / job description dan juga spesifikasi pekerjaan / job specification.
c.
Seleksi tenaga
kerja / Selection
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada.
Seleksi tenaga kerja adalah suatu proses menemukan tenaga kerja yang tepat dari sekian banyak kandidat atau calon yang ada.
2.
Pengembangan dan
evaluasi karyawan / Development and evaluation
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada.
Tenaga kerja yang bekerja pada organisasi atau perusahaan harus menguasai pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu diperlukan suatu pembekalan agar tenaga kerja yang ada dapat lebih menguasai dan ahli di bidangnya masing-masing serta meningkatkan kinerja yang ada.
3.
Memberikan
kompensasi dan proteksi pada pegawai / Compensation and protection.
Kompensasi adalah imbalan atas kontribusi kerja
pegawai secara teratur dari organisasi atau perusahaan. Kompensasi yang tepat
sangat penting dan disesuaikan dengan kondisi pasar tenaga kerja yang ada pada
lingkungan eksternal. Kompensasi yang tidak sesuai dengan kondisi yang ada
dapat menyebabkan masalah ketenaga kerjaan di kemudian hari atau pun dapat
menimbulkan kerugian pada organisasi atau perusahaan. Proteksi juga perlu
diberikan kepada pekerja agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan tenang
sehingga kinerja dan kontribusi perkerja tersebut dapat tetap maksimal dari
waktu ke waktu
4.
Promosi, Pemindahan
dan Pemisahan
a.
Promosi adalah jenis
transfer yang meliputi penugasan kembali seorang pegawai pada sebuah posisi
yang kemungkinan besar diberikan pembayaran yang lebih tinggi dan tanggung
jawab, hak dan kesempatan yang lebih besar.
b.
Pemisahan, disebut
juga pemberhentian, bahkan sering disebut downsizing, adalah perpindahan
sementara atau tidak definitif seorang pegawai dari daftar gaji. Umumnya adalah
untuk mengurangi kelebihan beban biaya tenaga kerja dan permasalahan keuangan
perusahaan semakin serius.
c.
Terminasi adalah tindakan manajemen berupa
pemisahan pegawai dari organisasi karena melanggar aturan organisasi atau
karena tidak menunjukkan kinerja yang cukup.
d.
Pemberhentian
sukarela adalah pemisahan pegawai dari organisasi atas inisiatif organisasi
atau kemauan pegawai sendiri.
e.
Pengunduran diri
adalah pemisahan pegawai yang telah menyelesaikan masa kerja maksimalnya dari
organisasi atau umumnya di kenal dengan istilah pensiun.
7.
Project Communications
Management (Manajemen Komunikasi)
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan (ide, gagasan) dari satu
pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya.
A.
Proses Project
Communications Management
Manajemen komunikasi proyek dibutuhkan untuk
menyosialisasikan kebijakan-kebijakan proyek, hasil-hasil kerja proyek, dan
mengkomunikasikan rencana berikutnya.
Berikut ini
langkah-langkahnya :
1. Buat web untuk komunikasi proyek (buat sederhana saja, pake blog wordpress)
2. Buat template-template yang diperlukan untuk komunikasi proyek, misalnya : template berita acara rapat, template untuk undangan, template untuk progress report, dll.
3. Buat rencana komunikasi, misalnya : cara melakukan rapat, cara melaporkan perkembangan proyek, dll.
4. Melaksanakan rencana komunikasi sesuai dengan yang direncanakan.
5. Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan komunikasi proyek.
1. Buat web untuk komunikasi proyek (buat sederhana saja, pake blog wordpress)
2. Buat template-template yang diperlukan untuk komunikasi proyek, misalnya : template berita acara rapat, template untuk undangan, template untuk progress report, dll.
3. Buat rencana komunikasi, misalnya : cara melakukan rapat, cara melaporkan perkembangan proyek, dll.
4. Melaksanakan rencana komunikasi sesuai dengan yang direncanakan.
5. Mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaan komunikasi proyek.
B. Rencana
komunikasi
Perencanaan komunikasi atau communication plan yang terdapat pada proyek Magna Building ini dibagi menjadi dua yaitu secara internal dan eksternal.
Perencanaan komunikasi atau communication plan yang terdapat pada proyek Magna Building ini dibagi menjadi dua yaitu secara internal dan eksternal.
Komunikasi eksternal dilakukan kepada stakeholder. Bentuk komunikasi eksternal yang digunakan antara
lain adalah rapat, laporan, memo, dan lain-lain.
Komunikasi internal dilakukan kepada anggota yang terdapat dalam organisasi
proyek. Bentuk
komunikasi internal dibagi menjadi tiga, yang pertama adalah formal atau tidak, terlutis atau tidak
tertulis, vertikal atau horizontal.
C.
Isi rencana
Communications Management
Informasi yang terkandung dalam Rencana Manajemen Komunikasi (Communication Management Plan ), antar lain :
Informasi yang terkandung dalam Rencana Manajemen Komunikasi (Communication Management Plan ), antar lain :
·
Kebutuhan-kebutuhan komunikasi stakeholders.
·
Informasi yang akan dikomunikasikan, termasuk formatnya, isinya dan level
detailnya.
·
Orang yang bertanggung jawab untuk memberikan informasi yang dimaksud.
·
Orang yang harus menerima informasi yang dimaksud.
·
Frekuensi/jadwal untuk menghasilkan informasi,misalkan mingguan, tiap
tanggal 1, dst.
·
Metoda untuk mendapatkan informasi, seperti memo, email, telepon, dsb.
·
Metoda untuk memperbaharui rencana
manajemen komunikasi sejalan dengan kemajuan dan pembangunan proyek.
·
Metoda untuk menyelesaikan masalah yang tidak dapat diselesaikan di level
bawah.
D.
Distribusi Informasi
·
Dilakukan mengingat pentingnya mendapatkan informasi proyek bagi orang
yang tepat, pada waktu yang tepat dengan format yang padat informasi.
·
Manajer proyek dan tim proyek harus dapat memutuskan cara terbaik untuk
mendistribusikan informasi proyek.
Isu penting dalam
Distribusi Informasi:
·
Penggunaan teknologi
·
Cara formal atau informal
·
Penanganan informasi yang sangat penting agar dapat didistribusikan
dengan efektif dan tepat waktu
·
Memilih media yang cocok untuk berkomunikasi
·
Pemahaman akan teknik komunikasi individual atau berkelompok
·
Teknik menyampaikan berita “buruk”
·
Pengaturan jumlah jalur komunikasi
E.
Pelaporan Performance
Informasi yang terkandung didalamnya, antara lain :
·
Status reports, yang berisi tentang sejauh mana proyek sudah berjalan
dalam kerangka ruang lingkup, waktu dan biaya. (Sudah berapa biaya yang
digunakan, berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah
aktivitas, apakah pekerjaan sudah dilaksana sesuai rencana,dsb)
·
Progres reports menggambarkan sejauh mana tim proyek sudah menyelesaikan
pekerjaannya. Biasanya berupa laporan rutin
·
Peramalan, berisi gambaran kecenderungan proyek akan berhasil atau tidak
berdasarkan apa yang sudah dikerjakan sampai titik tertentu ketika proyek sudah
berjalan ( Ingat EVM! )
F.
Administrative Closure
Proyek atau fase, setelah baik mencapai tujuan atau sedang dihentikan untuk
alasan lain, membutuhkan penutupan. Penutupan Administrasi terdiri dari verifikasi dan mendokumentasikan hasil proyek untuk meresmikan penerimaan produk dari proyek oleh sponsor, klien, atau pelanggan. Ini mencakup pengumpulan catatan proyek, memastikan bahwa mereka mencerminkan spesifikasi final, analisis keberhasilan proyek dan efektivitas, dan pengarsipan informasi untuk penggunaan masa depan. Penutupan kegiatan administratif tidak harus ditunda sampai penyelesaian proyek. Setiap tahap dari proyek harus benar tertutup untuk memastikan bahwa penting dan informasi yang berguna tidak hilang.
Proyek atau fase, setelah baik mencapai tujuan atau sedang dihentikan untuk
alasan lain, membutuhkan penutupan. Penutupan Administrasi terdiri dari verifikasi dan mendokumentasikan hasil proyek untuk meresmikan penerimaan produk dari proyek oleh sponsor, klien, atau pelanggan. Ini mencakup pengumpulan catatan proyek, memastikan bahwa mereka mencerminkan spesifikasi final, analisis keberhasilan proyek dan efektivitas, dan pengarsipan informasi untuk penggunaan masa depan. Penutupan kegiatan administratif tidak harus ditunda sampai penyelesaian proyek. Setiap tahap dari proyek harus benar tertutup untuk memastikan bahwa penting dan informasi yang berguna tidak hilang.
G.
Mode penanganan konflik
Bila anda telah melakukan identifikasi dan
klasifikasi konflik yang terjadi serta efek yang ditimbulkan, maka anda harus
memiliki langkah ataupun strategi untuk mengatasi konflik tersebut. Jika anda
belum memiliki strategi, di bawah ini akan dibahas 5 pendekatan atau model penyelesaian
konflik berdasarkan pendapat Dr. William Hendricks, yang dapat anda gunakan
sesuai dengan kondisi konflik yang terjadi.
1.
Model penyelesaian konflik dengan mempersatukan (Integrating)
Individu yang memilih model ini perlu melakukan tukar menukar informasi. Pada pendekatan ini diperlukan adanya keinginan untuk mengamati perbedaan dan mencari solusi yang dapat diterima oleh semua kelompok. Model penyelesaian konflik jenis ini secara tipikal diasosiasikan dengan pemecahan masalah, efektif bila isu konflik adalah kompleks.
Individu yang memilih model ini perlu melakukan tukar menukar informasi. Pada pendekatan ini diperlukan adanya keinginan untuk mengamati perbedaan dan mencari solusi yang dapat diterima oleh semua kelompok. Model penyelesaian konflik jenis ini secara tipikal diasosiasikan dengan pemecahan masalah, efektif bila isu konflik adalah kompleks.
2.
Model penyelesaian konflik dengan kerelaan untuk membantu (obliging)
Penyelesaian konflik model obliging menempatkan nilai yang tinggi untuk orang lain sementara dirinya sendiri dinilai rendah. Model ini dapat anda gunakan sebagai strategi yang sengaja dimunculkan untuk mengangkat atau menghargai orang lain, agar mereka merasa lebih baik dan senang terhadap isu konflik.
Penyelesaian konflik model obliging menempatkan nilai yang tinggi untuk orang lain sementara dirinya sendiri dinilai rendah. Model ini dapat anda gunakan sebagai strategi yang sengaja dimunculkan untuk mengangkat atau menghargai orang lain, agar mereka merasa lebih baik dan senang terhadap isu konflik.
3.
Model penyelesaian konflik dengan mendominasi (dominating).
Model dominating adalah lawan dari model obliging, penekanannya pada diri sendiri. Di mana kewajiban bisa diabaikan oleh keinginan pribadi, model mendominasi ini meremehkan kepentingan orang lain. Model ini adalah strategi yang efektif bila suatu keputusan yang cepat dibutuhkan atau jika persoalan tersebut kurang penting.
Model dominating adalah lawan dari model obliging, penekanannya pada diri sendiri. Di mana kewajiban bisa diabaikan oleh keinginan pribadi, model mendominasi ini meremehkan kepentingan orang lain. Model ini adalah strategi yang efektif bila suatu keputusan yang cepat dibutuhkan atau jika persoalan tersebut kurang penting.
4.
Model penyelesaian konflik dengan menghindar (avoiding).
Para penghindar tidak menempatkan suatu nilai pada diri sendiri ataupun orang lain. Model ini adalah strategi menghindar dari persoalan. Penyelesaian konflik model ini memiliki aspek negatif diantaranya menghindar dari tanggung jawab atau mengelak dari suatu isu.
Para penghindar tidak menempatkan suatu nilai pada diri sendiri ataupun orang lain. Model ini adalah strategi menghindar dari persoalan. Penyelesaian konflik model ini memiliki aspek negatif diantaranya menghindar dari tanggung jawab atau mengelak dari suatu isu.
5.
Model penyelesaian konflik dengan kompromis (compromising).
Dalam model ini perhatian pada diri sendiri maupun orang lain berada dalam tingkatan yang sedang. Hal ini adalah orientasi jalan tengah. Dalam model kompromi, setiap orang memiliki sesuatu untuk diberikan dan siap menerima sesuatu.
Dalam model ini perhatian pada diri sendiri maupun orang lain berada dalam tingkatan yang sedang. Hal ini adalah orientasi jalan tengah. Dalam model kompromi, setiap orang memiliki sesuatu untuk diberikan dan siap menerima sesuatu.
H.
Menjalankan rapat dan
menggunakan e-mail secara efektif.
Rapat merupakan salah satu cara berkomunikasi dalam
sebuah organisasi. Di sebuah perusahaan, rapat juga berfungsi untuk membantu
para manajer dalam memantau kinerja operasional anak buahnya, atau dalam
melakukan koordinasi dengan bawahan atau tim yang lain. Walaupun demikian
penting, rapat juga kadang menjadi kegiatan yang menyita energi dan banyak
waktu.
Efektivitas dan keberhasilan sebuah rapat, secara langsung dipengaruhi oleh kecermatan pemimpin rapat dan peserta rapatnya.
Efektivitas dan keberhasilan sebuah rapat, secara langsung dipengaruhi oleh kecermatan pemimpin rapat dan peserta rapatnya.
Berikut ini adalah cara
agar rapat dapat berjalan dengan efektif :
1.
Tentukan apakah memang perlu diadakan rapat. Ini penting diketahui,
karena sering kali beberapa permasalahan atau kordinasi dapat diselesaikan
melalui diskusi singkat sambil lalu saja. Bila tidak ada yang sangat perlu
dibahas, didiskusikan, atau dieavaluasi bersama-sama, maka sebaiknya tidak
perlu mengadakan rapat.
2.
Tetapkan tujuan atau target rapat. Ini perlu untuk membuat rapat berjalan
pada koridornya.
3.
Tentukan waktu rapat. Sesuaikan waktu rapat dengan agenda pembicaraan.
Jangan sampai waktu rapat jadi berlama-lama sehingga memakan jatah waktu untuk
mengerjakan yang lain.
4.
Siapkan agenda atau daftar acara. Mintalah salah satu rekan kerja Anda
untuk mempersiapkan daftar acara rapat secara tertulis. Dalam agenda itu
cantumkan juga topik yang ingin dibahas dalam rapat, nama peserta yang hadir,
waktu dan tempat lokasi rapat, dan hal-hal yang perlu di bawa oleh para
peserta.
5.
Mulai dan akhiri rapat tepat waktu. Ciptakan reputasi sebagai seseorang
yang memulai dan mengakhiri rapat sesuai jadwal. Dengan demikian rekan kerja
akan menaruh respek kepada Anda. Jika ada peserta rapat yang datang terlambat,
peserta yang lain tidak perlu menunggu.
6.
Minimalkan jumlah peserta yang hadir. Rapat akan lebih efektif jika
menghadirkan peserta tidak lebih dari 6–7 orang. Hasil keputusan akan sulit
dicapai bila peserta yang hadir terlalu banyak.
7.
Catatlah jalannya rapat. Pastikan semua topik dibahas, dan arahkan rapat
ke arah pengambilan keputusan. Tetaplah berada pada agenda yang telah
disiapkan. Pastikan semuanya terkendali.
8.
Peserta rapat mungkin memiliki pandangan yang berbeda mengenai sesuatu.
Untuk dapat mengakomodasi kepentingan organisasi, galilah potensi semua
peserta. Rapat akan timpang dan kurang sehat jika semua topik didominasi oleh
satu-dua orang saja. Rapat harus dapat mengakomodasi suara semua peserta rapat.
9.
Kelola konflik dengan bijak. Bila rapat cenderung diselingi perdebatan
antarsesama rekan kerja, pertimbangkanlah untuk mengundang seorang yang
bisa bersikap netral untuk jadi penengah dalam rapat tersebut.
bisa bersikap netral untuk jadi penengah dalam rapat tersebut.
10. Take a break.
Kerumitan agenda rapat membuat peserta jenuh atau otak mereka jadi lelah.
Izinkan peserta untuk keluar, agar sekembalinya mereka dari rehat, rapat dapat
dilanjutkan kembali dengan ide-ide segar.
11. Buat kesimpulan hasil akhir rapat. Mintalah salah
satu rekan kerja Anda untuk membuat catatan hasil rapat. Catatan tersebut
berupa keputusan yang telah diambil dan ditetapkan, beberapa hal yang telah
disetujui, serta beberapa strategi yang patut dijalani. Bagikan salinan catatan
tersebut kepada peserta rapat yang hadir.
12. Kembangkan rencana tindak lanjut dan berikan
penugasan atas strategi yang telah ditetapkan.
13. Evaluasi hasil rapat. Biasakan untuk mengevaluasi
setiap rapat yang telah dijalani. Ini penting agar Anda bisa mencari tahu letak
kekurangan rapat tersebut dan dapat memperbaikinya di kemudian hari.
I.
Penggunaan template pada Project
Communications Using
Using Templates for Project Communications
1.
Kebanyakan orang teknis enggan meminta pertolongan.
2.
Menggunakan template dalam berkomunikasi dapat membuat penggunaan waktu dan
uang menjadi lebih efisien.
3.
Organisasi dapat membuat templatenya sendiri atau meniru dari orang lain.
J.
Penggunaan software
dalam mendukung Project Communications.
Menggunakan Software untuk Membantu Proyek
Komunikasi
1.
Ada banyak perangkat lunak untuk membantu dalam proyek komunikasi.
2.
Hari ini lebih dari 37 persen orang berkomunikasi atau bekerja jarak jauh
sedikitnya memerlukan paruh waktu.
3.
Perangkat lunak manajemen proyek mencakup kemampuan baru untuk
meningkatkan komunikasi Virtual.
4.
Proyek tahun 2002 meliputi fitur edisi usaha untuk manajemen portofolio,
manajemen sumber daya, dan kerjasama.
8.
Project
Risk Management
Proyek Manajemen Risiko adalah proses berkesinambungan untuk terlibat dalam
seluruh keseluruhan proyek. Proyek Manajemen Risiko melibatkan perencanaan
melakukan manajemen risiko, terlibat dalam identifikasi risiko, menyelesaikan
analisis risiko, menciptakan rencana risiko tindakan tanggapan, dan pemantauan
dan pengendalian risiko pada proyek. Tujuan dari manajemen risiko proyek adalah
untuk meningkatkan kemungkinan dan dampak peristiwa positif dan untuk
mengurangi probabilitas dan dampak dari kejadian negatif.
Proses manajemen risiko ada enam :
1.
Perencanaan
Manajemen Risiko - Risiko Manajemen Perencanaan adalah proses di mana keputusan
yang dibuat tentang bagaimana pendekatan, merencanakan, dan melaksanakan
kegiatan manajemen risiko. Hal ini diselesaikan sebagai bagian dari kelompok
proses perencanaan.
2.
Identifikasi Risiko
- Risiko Identifikasi risiko menentukan yang dapat mempengaruhi tujuan proyek,
dan mengidentifikasi karakteristik risiko tersebut. Identifikasi Risiko umum
pertama terlibat dalam kelompok proses perencanaan.
3.
Analisis Risiko
Kualitatif - Analisis Risiko Kualitatif memprioritaskan risiko untuk analisis
masa depan dengan menganalisis kemungkinan terjadinya dan dampak. Analisis
Risiko Kualitatif umumnya pertama kali terlibat dalam kelompok proses
perencanaan.
4.
Analisis Risiko Kuantitatif - Analisis Risiko Kuantitatif memberikan nomor
ke risiko sebagai bagian dari menentukan dampak pada tujuan proyek secara
keseluruhan. Analisis Risiko Kuantitatif umumnya terlibat dalam kelompok proses
perencanaan.
5.
Respon Risiko
Perencanaan - Perencanaan Respon Risiko mengetengahkan opsi dan rencana aksi
untuk meningkatkan peluang dan mengurangi ancaman. Respon risiko perencanaan
biasanya pertama kali dimulai pada Kelompok Risiko Perencanaan Respon.
6.
Pemantau Risiko dan
Pengendalian - Pemantauan dan Pengendalian Risiko adalah proses yang
berkelanjutan. Ini melibatkan mengawasi efektivitas tanggapan risiko,
pemantauan risiko residu, mengidentifikasi dan mendokumentasikan risiko baru,
dan meyakinkan bahwa proses manajemen risiko diikuti. Hal ini dilakukan
sepanjang Monitoring dan Pengendalian Proses Grup.
·
Risk Management Planning
·
Risk identification
·
Qualitative risk analysis
·
Quantitative risk analysis
·
Risk response planning
·
Risk monitoring & control
o
Monitoring —–> Hanya melihat
kaya gimana hasil dari Risk Response Planning..
o
Control —–> Tindakan
pengendalian kalau ternyata dimonitoring hasilnya tidak bagus.
Hasil akhir dari Risk
Management Plan :
·
Methodology
·
Roles and responsibilities
·
Budgeting
·
Timing
·
Risk categories
·
Definitions of risk probability and impact
·
Probability and impact matrix
·
Revised stakeholders tolerances
·
Reporting formats
·
Tracking
Risk
Identification
Menentukan apa saja yang bisa menjadi resiko dalam suatu project.
·
Technical
·
Requirements
·
Technology
·
Complexity & interface
·
Performances & reliability
·
External
·
Organizational
·
Project management
·
List of identified risks
·
List of potential responses
9.
Project
Procurement Management
Manajemen Proyek Pengadaan merupakan bagian dari proses manajemen
proyek di mana produk atau jasayang diperoleh atau dibeli dari luar basis karyawan yang ada (yang akan
bekerja pada proyek) dalam rangka untuk menyelesaikan tugas atau proyek. Pada
dasarnya ada dua jenis pengadaan, di mana perusahaan bertanggung jawab untuk
produk atau jasa tertentu di bawah hukum kontrak , PPM ini termasuk tanggung jawab manajemen kontrak bahwa masalah tugas-tugas tertentu ke berbagai anggota tim . Kedua proses manajemen proyek yang
penting untuk keberhasilan perusahaan.
Manajemen Proyek Pengadaan juga dapat mencakup tanggung jawab kontrak
di mana pembeli yang disewa untuk proyek tertentu adalah
melakukan tugas tertentu penjual , kontrak ini ditempatkan antara yang satu menyediakan layanan
dan tim khusus yang bertanggung jawab untuk menyelesaikan proyek ini.
Enam (6)
proses utama dari project procurement management:
1.
Planning purchases and acquisition
2.
Planning contracting
3.
Requesting seller responses
4.
Selecting sellers
5.
Administering the contract
6.
Closing the contract
Tiga siklus
dalam pengadaan proyek :
·
Input (dokumen, rencana, desain, dll)
·
Alat dan Teknik (mekanisme diterapkan untuk input)
·
Keluaran (dokumen, produk, dll)
Empat
kelompok proses adalah:
1. Memulai
·
Perencanaan
·
Pendanaan
·
Persiapan
2. Pelaksana
·
Perangkaian
·
Penyempurnaan
3. Pemantauan dan Pengendalian
·
Koordinasi
·
Komunikasi
4. Penutupan
·
Evaluasi
3 komentar:
Sayang sekali, kamu tidak menyertakan refensimu.
Ooouu iyaa lupaa bu
Tp uda ada bu, apa d posting lg ??
Terimakasih, informasi dan referensi nya sangat bermanfaat. Semoga sukses selalu
My blog
Posting Komentar